Pengertian Metabolisme :
metabolisme merupakan totalitas proses
kimia di dalam tubuh. Metabolisme meliputi segala aktivitas hidup yang
bertujuan agar sel tersebut mampu untuk tetap bertahan hidup, tumbuh,
dan melakukan reproduksi. Semua sel penyusun tubuh makhluk hidup
memerlukan energi agar proses kehidupan dapat berlangsung. Sel-sel
menyimpan energi kimia dalam bentuk makanan kemudian mengubahnya dalam
bentuk energi lain pada proses metabolisme.
Metabolisme dibedakan atas anabolisme dan katabolisme
Anabolisme adalah
pembentukan molekul-molekul besar dari molekul-molekul kecil. Misalnya
pembentukan senyawa-senyawa seperti pati, selulosa, lemak, protein dan
asam nukleat. Pada peristiwa anabolisme memerlukan masukan energi.
Katabolisme adalah
penguraian molekul-molekul besar menjadi molekul-molekul kecil, dan
prosesnya melepaskan energi. Contoh : respirasi, yaitu proses oksidasi
gula menjadi H2O dan CO2
Karbohidrat menjadi salah satu komponen
makanan yang kompleks. Komponen inilah yang menjadi salah satu bahan
dalam proses metabolisme. Karbohidrat merupakan senyawa yang terbentuk
dari molekul karbon, hidrogen dan oksigen. Senyawa biologis ini hanya
terdapat dalam jumlah 1% dari keseluruhan tubuh manusia, diolah dalam
tubuh sebagai bahan makanan, dicadangkan dalam bentuk glikogen dan
digunakan sebagai bahan bakar sel, juga dibutuhkan dalam pembentukan
tulang rawan. Sumber karbohidrat yang paling banyak berasal dari
tumbuhan.
Dalam proses untuk menghasilkan energi,
semua jenis karbohidrat yang dikonsumsi akan masuk ke dalam sistem
pencernaan dan juga usus halus, terkonversi menjadi glukosa untuk
kemudian diabsorpsi oleh aliran darah dan ditempatkan ke berbagai organ
dan jaringan tubuh. Molekul glukosa hasil konversi berbagai macam jenis
karbohidrat inilah yang kemudian akan berfungsi sebagai dasar
pembentukan energi di dalam tubuh. Melalui berbagai tahapan dalam proses
metabolisme, sel-sel yang terdapat di dalam tubuh dapat mengoksidasi
glukosa menjadi CO2 & H2O dimana proses ini
juga akan disertai dengan produksi energi. Proses metabolisme glukosa
yang terjadi di dalam tubuh ini akan memberikan kontribusi hampir lebih
dari 50% bagi ketersediaan energi. Di dalam tubuh, karbohidrat yang
telah terkonversi menjadi glukosa tidak hanya akan berfungsi sebagai
sumber energi utama bagi kontraksi otot atau aktifitas fisik tubuh,
namun glukosa juga akan berfungsi sebagai sumber energi bagi sistem
syaraf pusat termasuk juga untuk kerja otak. Selain itu, karbohidrat
yang dikonsumsi juga dapat tersimpan sebagai cadangan energi dalam
bentuk glikogen di dalam otot dan hati. Glikogen otot merupakan salah
satu sumber energi tubuh saat sedang berolahraga sedangkan glikogen hati
dapat berfungsi untuk membantu menjaga ketersediaan glukosa di dalam
sel darah dan sistem pusat syaraf (Irawan 2007).
Molekul-molekul yang terkait dengan proses metabolisme
1. ATP
merupakan molekul berenergi tinggi. Molekul ini merupakan ikatan adenosin yang mengikat tiga gugusan pospat, dengan ikatan yang lemah / labil sehingga mudah melepaskan ikatan pospatnya pada saat mengalami hidrolisis.
1. ATP
merupakan molekul berenergi tinggi. Molekul ini merupakan ikatan adenosin yang mengikat tiga gugusan pospat, dengan ikatan yang lemah / labil sehingga mudah melepaskan ikatan pospatnya pada saat mengalami hidrolisis.
Reaksi metabolisme merupakan reaksi enzymatis yang melibatkan enzim
2. Enzim
adalah biokatalisator organik yang
dihasilkan organisme hidup di dalam protoplasma, yang terdiri atas
protein atau suatu senyawa yang berikatan dengan protein.
Enzim mempunyai dua fungsi pokok sebagai berikut.
Enzim mempunyai dua fungsi pokok sebagai berikut.
- Mempercepat atau memperlambat reaksi kimia.
- Mengatur sejumlah reaksi yang berbeda-beda dalam waktu yang sama.
Enzim disintesis dalam bentuk calon
enzim yang tidak aktif, kemudian diaktifkan dalam lingkungan pada
kondisi yang tepat. Misalnya, tripsinogen yang disintesis dalam
pankreas, diaktifkan dengan memecah salah satu peptidanya untuk
membentuk enzim tripsin yang aktif. Bentuk enzim yang tidak aktif ini
disebut zimogen.
Enzim tersusun atas dua bagian. Apabila enzim dipisahkan satu sama lainnya menyebabkan enzim tidak aktif. Namun keduanya dapat digabungkan menjadi satu, yang disebut holoenzim. Kedua bagian enzim tersebut yaitu apoenzim dan koenzim.
Enzim tersusun atas dua bagian. Apabila enzim dipisahkan satu sama lainnya menyebabkan enzim tidak aktif. Namun keduanya dapat digabungkan menjadi satu, yang disebut holoenzim. Kedua bagian enzim tersebut yaitu apoenzim dan koenzim.
Kerja Enzim
ada 2 teori yang mengungkapkan cara kerja enzim yaitu:
ada 2 teori yang mengungkapkan cara kerja enzim yaitu:
- Teori kunci dan anak kunci (Lock and key)
Teori ini dikemukakan oleh Emil Fisher yang menyatakan kerja enzim seperti kunci dan anak kunci, melalui hidrolisis senyawa gula dengan enzim invertase, sebagai berikut:
1. Enzim memiliki sisi aktivasi, tempat melekat substrat
2. hubungan antara enzim dan substrat terjadi pada sisi aktivasi
3. Hubungan antara enzim dan substrat membentuk ikatan yang lemah
b. Hipothesis Koshland :
- Enzim dan sisi aktifnya merupakan struktur yang secara fisik lebih fleksibel daripada hypothesis Fischer.
- Terjadi interaksi dinamis antara enzim dan substrat
- Jika substrat berkombinasi dengan enzim, akan terjadi perubahan dalam struktur (konformasi) sisi aktif enzim sehingga fungsi enzim berlangsung efektif.
- Struktur molekul substrat juga berubah selama diinduksi sehingga kompleks enzim-substrat lebih berfungsi.
Inhibitor
Merupakan zat yang dapat menghambat kerja enzim. Bersifat reversible dan irreversible. Inhibitor reversible dibedakan menjadi inhibitor kompetitif dan nonkompetitif (Gambar 3.4B )
Merupakan zat yang dapat menghambat kerja enzim. Bersifat reversible dan irreversible. Inhibitor reversible dibedakan menjadi inhibitor kompetitif dan nonkompetitif (Gambar 3.4B )
a. Inhibitor kompetitif
Menghambat kerja enzim dengan menempati sisi aktif enzim. Inhibitor ini besaing dengan substrat untuk berikatan dengan sisi aktif enzim. Pengambatan bersifat reversibel (dapat kembali seperti semula) dan dapat dihilangkan dengan menambah konsentrasi substrat.
Menghambat kerja enzim dengan menempati sisi aktif enzim. Inhibitor ini besaing dengan substrat untuk berikatan dengan sisi aktif enzim. Pengambatan bersifat reversibel (dapat kembali seperti semula) dan dapat dihilangkan dengan menambah konsentrasi substrat.
Inhibitor kompetitif misalnya malonat
dan oksalosuksinat, yang bersaing dengan substrat untuk berikatan dengan
enzim suksinat dehidrogenase, yaitu enzim yang bekerja pada substrat
oseli suksinat.
b. Inhibitor nonkompetitif
Inhibitor ini biasanya berupa senyawa kimia yang tidak mirip dengan substrat dan berikatan pada sisi selain sisi aktif enzim. Ikatan ini menyebabkan perubahan bentuk enzim sehingga sisi aktif enzim tidak sesuai lagi dengan substratnya. Contohnya antibiotik penisilin menghambat kerja enzim penyusun konsentrasi substrat. dinding sel bakteri. Inhibitor ini bersifat reversible tetapi tidak dapat dihilangkan dengan menambahkan
Inhibitor ini biasanya berupa senyawa kimia yang tidak mirip dengan substrat dan berikatan pada sisi selain sisi aktif enzim. Ikatan ini menyebabkan perubahan bentuk enzim sehingga sisi aktif enzim tidak sesuai lagi dengan substratnya. Contohnya antibiotik penisilin menghambat kerja enzim penyusun konsentrasi substrat. dinding sel bakteri. Inhibitor ini bersifat reversible tetapi tidak dapat dihilangkan dengan menambahkan
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi enzim
- Konsentrasi substrat
- Konsentrasi enzim
- Suhu
- pH
- Aktivator dan inhibitor
- Respirasi merupakan contoh peristiwa Katabolisme.
Respirasi merupakan oksidasi senyawa
organik secara terkendali untuk membebaskan energi bagi pemeliharaan dan
perkembangan makhluk hidup.
Produk antara pada respirasi sel dipakai sebagai bahan dasar untuk metabolisme.
Berdasarkan kebutuhan terhadap tersedianya oksigen bebas, dibedakan :
a. Respirasi aerob : respirasi yang membutuhkan oksigen bebas. Oksigen merupakan penerima hidrogen terakhir.
b. Respirasi anaerob : respirasi
yang tidak membutuhkan oksigen bebas. Sebagai penerima hidrogen
terakhir bukan oksigen,tetapi senyawa lain seperti asam pyruvat, dan
asetaldehid.
Respirasi sel secara aerob berlangsung melalui 4 tahap, yaitu :
- Glikolisis
- Dekarboksilasi Oksidatif Asam Piruvat
- Daur Krebs, dan
- Sistem Transfer Elektron
Glikolisis :
- Berlangsung di sitoplasma
- Berlangsung secara anaerob
- Mengubah satu molekul glukosa ( 6C ) menjadi dua molekul asam piruvat ( 3C )
- Untuk setiap molekul glukosa dihasilkan energi 2 ATP dan 2 NADH
- Dikenal sebagai Reaksi Embden dan Meyerhoff
Dekarboksilasi Oksidatif Asam Piruvat :
- Berlangsung pada matriks mitokondria
- Mengubah asam piruvat (3C) menjadi Asetil Ko-A (2C)
- Dihasilkan energi sebesar 2 ATP dan 2 NADH untuk setiap molekul glukosa
Siklus Krebs :
- Berlangsung pada matriks mitokondria
- Mengubah Asetil-KoA (2C) menjadi CO2 (senyawa berkarbon 1)
- Untuk setiap molekul Asetil-KoA dihasilkan 1 ATP, 1 FADH dan 2 NADH
Rantai Pengangkutan Elektron ;
- NADH2 dan FADH2 merupakan senyawa pereduksi yang menghasilkan ion hidrogen
- Melalui rantai respirasi, hidrogen dari NADH2 dan FADH2 yang dihasilkan pada proses glikolisis, dekarboksilasi oksidatif asam piruvat dan daur Krebs dilepaskan ke Oksigen (sebagai penerima hidrogen terakhir) untuk membentuk H2O dengan melepas energi secara bertahap.
- Satu molekul NADH2 akan menghasilkan 3 ATP, sedang satu molekul FADH2 menghasilkan 2 ATP.
Alternatif 1 : Bila tidak
tersedia cukup oksigen, akan berlangsung respirasi anaerob / fermentasi,
seperti pada diagram/skema di bawah ini :
ALTERNATIF 2 : Jika tersedia Oksigen, asam piruvat akan memasuki Siklus Krebs dan Sistem Transpor Elektron :
Substrat untuk respirasi tidak selalu
dalam bentuk karbohidrat, tetapi bisa juga berupa protein atau lemak.
Perhatikan skema hubungan antara berbagai substrat tersebut dalam proses
respirasi aerob di bawah ini :
II. ANABOLISMEA. Fotosintesis merupakan salah satu contoh dari Anabolisme
Fotosintesis terjadi pada
tumbuh-tumbuhan yang berklorofil. Fotosintesis merupakan proses
penyusunan zat organik dari zat-zat anorganik dengan menggunakan energi
dari cahaya. Zat organik yang terbentuk dalam proses fotosintesis berupa
karbohidrat, dimana karbohidrat tersebut dapat digunakan untuk
membentuk zat-zat lain seperti protein dan lemak.
Reaksi umum dari fotosintesis dapat dituliskan sebagai :
cahaya
6 CO2 + 12 H2O C6H12O6 + 6 H2O + 6 O2
klorofil
- Komponen-komponen Esensial Fotosintesis :
Komponen yang mutlak diperlukan dalam proses fotosintesis adalah bahan baku (CO2 dan H2O), energi berupa cahaya, pigmen, molekul carrier enzim
dan suhu yang tepat. Jika salah satu dari komponen tersebut tidak ada,
fotosintesis tidak dapat berlangsung, sehingga komponen tersebut disebut
komponen esensial.
a). Bahan Baku
CO2 dari udara masuk melalui stomata ke dalam jaringan spons daun dan segera dipergunakan untuk proses fotosintesis. Air (H2O) merupakan bahan baku lain yang diperoleh dari lingkungan. Pada tumbuhan tinggi, H2O diabsorbsi oleh akar dan diangkut ke daun melalui berbagai sel dan jaringan.
b). Cahaya
Energi yang
dipergunakan dalam fotosintesis adalah energi cahaya. Dari berbagai
penelitian diketahui bahwa energi dari cahaya matahari yang dipergunakan
untuk fotosintesis hanya 2% saja. Selebihnya dipantulkan,
ditransmisikan atau diabsorbsi senagai panas.
Panjang gelombang dari berbagai
spektrum sinar matahari tidak sama. Makin besar panjang gelombang, makin
kecil energi yang dikandungnya. Gelombang cahaya dari yang terpanjang
hingga terpendek adalah merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan
ungu. Dalam berbagai percobaan yang menggunakan obyek Chlorella,
ternyata spektrum cahaya yang palig banyak diserap klorofil untuk
proses fotosintesis adalah spektrum merah dan biru ungu (nila).
c). Pigmen
Dengan adanya sistem pigmen,
tumbuhan hijau dapat mengabsorbsi energi cahaya dan menggunakan cahaya
ini untuk menghasilkan gula. Klorofil merupakan pigmen terpenting dari
tumbuhan yang melakukan fotosintesis
Ada bermacam-macam klorofil, yaitu
klorofil a, b, c dan e. Klorofil a dan b terdapat pada kloroplas
tumbuhan tinggi, sedangkan klorofil yang lain terdapat pada jenis alga
tertentu.
d). Suhu
Aktivitas fotosintesis dipengaruhi oleh suhu lingkungan. Fotosintesis umumnya berlangsung pada suhu antara 5 – 40o C. Kecepatan fotosintesis bertambah sampai maksimal pada suhu 35o C dan setelah itu kecepatannya turun tajam. Penurunan ini dimungkinkan karena enzim menjadi kurang aktif.
e). Molekul Carrier dan Enzim
Pada kloroplas, selain dari pigmen
terdapat pula berbagai molekul carrier yang berfungsi dalam transfer
atom hidrogen, elektron dan transfer energi. Selain itu, pada kloroplas
pun terdapat bermacam-macam enzim untuk reaksi kimia fotosintesis.
- 2. Penelitian tentang Fotosintesis
Beberapa percobaan yang dilakukan untuk mengetahui hasil-hasil yang diperoleh dari fotosintesis, antara lain :
a). Percobaan Ingenhousz
Obyek yang digunakan adalah tumbuhan Hydrilla verticillata. Hasil dari percobaannya disimpulkan bahwa fotosintesis menghasilkan gas, yang ternyata adalah oksigen.
b). Percobaan Engelmann
Obyek yang digunakan adalah ganggang Spirogyra dan
bakteri thermo. Di bawah mikroskop terlihat bakteri thermo berkumpul
pada bagian kloroplas yang terkena cahaya matahari (B) akibat banyaknya
oksigen di daerah ini. Kesimpulan yang dapat ditarik oleh Engelmann,
yaitu bahwa fotosintesis membebaskan gas oksigen dan kloroplast yang
bertanggung jawab terhadap produksi oksigentersebut.
c). Percobaan Sacchs
Dalam percobaan ini, Sacchs membuktikan
bahwa fotosintesis memerlukan cahaya, berlangsung pada bagian yang
berklorofil, sedang hasil akhir dari fotosintesis adalah zat tepung
(amylum). Percobaan ini didasari atas pengertian bahwa amylum, jika
bereaksi dengan iodium akan berwarna biru. Pada bagian daun yang ditutup
dengan kertas timah (tidak kena cahaya) tidak berwarna biru, berarti di
daerah tersebut tidak berlangsug fotosintesis.
3. Reaksi Fotosintesis
Fotosintesis merupakan proses
pengubahan energi cahaya menjadi energi kimia dalam bentuk gula yang
dihasilkan dari reduksi karbondioksida yang miskin energi. Fotosintesis
dapat dituliskan dengan persamaan reaksi sederhana :
6 CO2 + 12 H2O C6H12O6 + 6 H2O + 6 O2
Pada dasarnya
proses fotosintesis terjadi dalam dua tahap, yaitu reaksi terang (reaksi
tergantung cahaya) dan reaksi gelap (reaksi tak tergantung cahaya).
a). Reaksi Terang (Reaksi Tergantung Cahaya)
Reaksi pertama dalam fotosintesis memang
tergantung adanya cahaya, sehingga disebut sebagai reaksi terang.
Sering reaksi ini disebut reaksi fotokimia / reaksi fotolisis / reaksi Hill, prosesnya berlangsung di Grana.
Dalam reaksi terang terdapat dua pusat
reaksi, yaitu fotosistem I (FS I) dan fotosistem II (FS II). Pada FS I
terdapat klorofil a.683 (kl A.683) dan karotenoid yang mampu menyerap
energi cahaya maksimum pada gelombang 700 nm (P 700), sedangkan untuk FS
II dengan P 680 diserap oleh klorofil a 673 (kl A.673) dan klorofil b.
Jika kloroplast mendapat cahaya, maka
electron dari klorofil pada kedua fotosistem akan tereksitasi. Elektron
kaya energi ini kemudian dipindahkan melalui akseptor-akseptor untuk
dimanfaatkan energinya.
1). Fotosistem I (FS I)
Elektron yang
dikeluarkan dari FS I diteima oleh akseptor feredoksin sebagai akseptor
utama. Elektron ini lalu ditransfer ke NADP. Pada saat yang sama juga
menerima ion H+ sehingga terbentuk nikotinamida adenin dinukleotid fosfat tereduksi (NADPH2).
NADP + 2 H+ + 2e NADPH2
2). Fotosistem II ( FS II )
Elektron dari FS II diterima oleh
akseptor-akseptor elektron (plastoquinon, sitokrom dan plastosianin)
menuju FS I. Elektron ini digunakan untuk mengisi lubang pada FS I.
Waktu mengalir melaui ekseptor-akseptornya, elektron ini melepaskan
energinya. Energi ini digunakan untuk mensintesis ATP dari ADP dan Pi
(fotofosforilasi)
ADP + Pi ATP
FS II yang telah kehilangan elektron ini akan segera diganti dari pemecahan air (fotolisis) :
2 H2O 2 H+ + 2 OH-
2 OH- 2 e + H2O + ½ O2
H2O 2 H+ + 2 e- + ½ O2
2 H2O 4 H+ + 4 e- + O2
Pada fotolisis terlihat bahwa O2 yang dibebaskan berasal dari dua molekul air ( 2 H2O ), Jadi pada reaksi terang dihasilkan ATP, NADPH2 dan O2.
b). Reaksi gelap (reaksi tak tergantung cahaya)
Reaksi gelap (reaksi tak tergantung cahaya / Reaksi Blackman) adalah suatu proses fiksasi CO2
untuk membentuk glukosa dengan menggunakan energi yang dihasilkan oleh
reaksi terang. Reaksi ini terjadi di stroma pada kloroplas dan tidak
memerlukan cahaya. Reaksi biokimiawinya berlangsung melalui suatu siklus
yang disebut siklus Calvin Benson.
PGAL yang terbentuk dalam reaksi
gelap merupakan hasil berdih fotosintesis secara keseluruhan. Untuk
membentuk satu molekul glukosa diperlukan dua molekul PGAL dan ini
diperoleh dari mereduksi enam molekul CO2. Dengan mereduksi enam mulekul CO2,
akan dihasilkan 12 molekul PGAL. Dua molekul PGAL digunakan untuk
membentuk glukosa, sedangkan 10 molekul lainnya akan direduksi kembali
melalui senyawa antara seperti fruktosa 1,6 difosfst (FDP) dan glukosa
5-fosfat (G 5-P) untuk menghasilkan RuDP.
Untuk lebih jelasnya perhatikan skema
fotosintesis, yang menunjukkan keterkaitan antara reaksi terang dan
reaksi gelap di bawah ini :
Keterangan :
hv : cahaya matahari
Kotak dalam adalah reaksi terang (reaksi tergantung cahaya)
Kotak luar adalah reaksi tak tergantung cahaya (siklus Calvin Benson)
Senyawa pertama yang ditemukan setelah pengikatan CO2
oleh RuDP adalah PGA ( asam fosfogliserat ) yang terdiri atas 3 atom
karbon. Oleh karenanya, tumbuhan yang melakukan fotosintesis menggunakan
cara ini disebut tumbuhan C3.
Fotosintesis melalui jalur C4 (Jalur metabolisme Hatch – Slack)
Terjadi pada tumbuhan golongan C4; yaitu
tumbuhan tebu, jagung, berbagai rerumputan (crabgrass, shorghum dan
Bermuda grass) dan beberapa tumbuhan padang pasir. Tumbuhan ini
digolongkan ke dalam tumbuhan C4 karena senyawa pertama yang dijumpai setelah fiksasi CO2 adalah asam oksaloasetat yang merupakan senyawa dengan 4 atom karbon.
- Membutuhkan lebih banyak ATP;
- Sintesis glukosa berlangsung lebih cepat per satuan luas daun;
- Berlangsung lebih efisien dalam keadaan intensitas cahaya yang tinggi;
- Affinitas enzym fosfoenolpiruvat karboksilase terhadap CO2 lebih besar dibanding dengan RuDP
- Penambatan CO2 lebih efektif;
- Proses fotosintesis berlangsung cukup baik dalam keadaan jumlah CO2 yang sangat sedikit di udara.
- Tumbuh lebih cepat.
- KEMOSINTESIS
Kemosintesis terjadi pada beberapa jenis
bakteri yang menggunakan energi dari reaksi kimia anorganik sederhana
untuk sintesa karbohidrat, dan menggunakan energi kimia dari luar tubuh.
- Sumber karbon untuk kemosintesis berasal dari CO2.
- Bahan baku anorganik adalah air dan karbon dioksida.
- Sumber energi dari reaksi kimia (bukan dari cahaya).
- Energi diperoleh dari hasil oksidasi senyawa anorganik yang diserap dari lingkungan; Seperti : hidrogen, hidrogen sulfida, sulfur (belerang), besi, amonia dan nitrit.
1. Bakteri sulfur tidak berpigmen yang mengoksidasi sulfida menjadi sulfat :
- Menyerap (H2S) maupun S2 dari lingkungan
- Kedua senyawa tsb bergabung dengan oksigen dan menghasilkan energi yang digunakan untuk membuat Karbohidrat
- Hasil samping berupa S2, bila bahan asalnya H2S dan ion sulfat (SO42-) bila asalnya S2
2. Bakteri besi yang mengoksidasi ferrohidroksida menjadi ferrihidroksida.
- Hidup di air tawar atau air asin yang mengandung senyawa besi terlarut.
- Bakteri menyerap senyawa besi terlarut dan menggabungkannya dengan oksigen sehingga menjadi bentuk tidak larut dengan mengeluarkan energi.
3. Bakteri Nitrifikasi
- Tipe bakteri yang menggunakan amonia dan melepaskan ion nitrit. Contoh : Nitrosomonas
- Tipe bakteri yang menggunakan ion nitrit dan melepaskan ion nitrat : Nitrobakter
PERBANDINGAN ANTARA FOTOSINTESIS DAN KEMOSINTESIS
Organisme
|
Type proses
|
Bahan yang dipakai
|
Sumber energi
|
Hasil
|
Tumbuhan hijau
|
Fotosintesis
|
CO2 , H2O
|
Cahaya yang diabsorbsi klorofil
|
Gula, H2O, O2
|
Bakteri belerang hijau
|
Fotosintesis
|
CO2 , H2S
|
Cahaya yang diabsorbsi klorofil bakteri
|
Gula, H2O , S
|
Bakteri belerang ungu
|
Fotosintesis
|
CO2 , H2S, H2O
|
Cahaya yang diserap bakteriopurpurin
|
Gula, H2SO4
|
Bakteri Nitrifikasi
|
Kemosintesis
|
CO2 , H2O
|
Oksidasi ammonia menjadi nitrit
|
Gula, H2O, O2
|
Bakteri Nitrifikasi
|
Kemosintesis
|
CO2 , H2O
|
Oksidasi nitrit menjadi nitrat
|
Gula, H2O, O2
|
Bakteri belerang tak berwarna
|
Kemosintesis
|
CO2 , H2O
|
Oksidasi H2S menjadi sulfat
|
Gula, H2O, O2
|
Bakteri besi
|
Kemosintesis
|
CO2 , H2O
|
Oksidasi ferro menjadi ferri
|
Gula, H2O, O2
|
- Sintesis Lemak
- Terjadi di sitosol
- Lemak atau lipida adalah senyawa yang terdiri atas satu molekul gliserol (R–OH) dan tiga molekul asam lemak ( R-COOH)
- Lemak penting sebagai komponen structural sel, khususnya membrane sel dan sebagai bahan baker biologis. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, lemak dapat diperoleh dari makanan dan dapat pula disintesis di dalam tubuh. Di dalam tubuh, lemak dapat disintesis dari produk antara (intermediate product) pada proses respirasi, seperti PGAL dan asetil KoA.
- Baik tumbuhan maupun hewan dapat mensintesis lemak dari karbohidrat, melalui tahap-tahap :
1. Sintesis gliserol [ C3H5(OH)3 ]
2. Sintesis asam lemak
3. Penggabungan asam lemak dan gliserol.
|
||||
|
|
|
- Sintesis Protein
- Terjadi di ribosom
- Unit penyusunnya adalah asam amino
- Protein merupakan polimer dari asam amino yang dihubungkan oleh ikatan peptida
- Ikatan peptida adalah ikatan yang meng-hubungkan antara gugus amine dari satu asam amino dengan gugus karboksil dari asam amino yang lain.
ASAM AMINO ESSENSIAL
- Yaitu asam amino yang tidak dapat dibentuk oleh tubuh;
- Yang termasuk ke dalam golongan ini :
Arginin, histidin, isoleusin, leusin, lisin, metionin, fenilalanin, treonin, triptofan, valin
ASAM AMINO NON ESENSIAL
- Yaitu asam amino yang dapat dibentuk oleh tubuh melalui senyawa antara respirasi.
- Yang termasuk golongan ini :
Alanin, asparagin, asam aspartat, sistein, asam glutamat, glutamin, glisin, prolin, serin dan tirosin
Klasifikasi protein berdasar fungsi biologiknya
- Enzim, menkatalisis reaksi-reaksi biokimia
- Protein cadangan, disimpan sebagai cadangan makanan
- Protein transpor, mentranspor zat/unsur tertentu
- Protein kontraktil pada jaringan tertentu
- Protein pelindung, misalnya antibodi
- Toksin, merupakan racun
- Hormon,mengatur proses-proses hidup
- Protein struktural, penyusun struktur sel, jaringan, dan tubuh.
Keterkaitan Metabolisme, Karbohidrat, Lemak dan Protein
di
dalam sel reaksi metabolisme tidak terpisah satu sama lain yaitu
membentuk suatu jejaring yang saling berkaitan. Di dalam tubuh manusia
terjadi metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak. Bagaimana
keterkaitan ketiganya?
Perhatikan
Gambar di bawah ini! Pada bagan terlihat karbohidrat, protein, dan
lemak bertemu pada jalur siklus Krebs dengan masukan asetil koenzim A.
Tahukah Anda bahwa Asetil Ko-A sebagai bahan baku dalam siklus Krebs
untuk menghasilkan energi yang berasal dari katabolisme karbohidrat,
protein, maupun lemak. Titik temu dari berbagai jalur metabolisme ini
berguna untuk saling menggantikan “bahan bakar” di dalam sel, Hasil
katabolisme karbohidrat, protein, dan lemak juga bermanfaat untuk
menghasilkan senyawa-senyawa lain yaitu dapat membentuk ATP, hormon,
komponen hemoglobin ataupun komponen sel lainnya.
Lemak
(asam heksanoat) lebih banyak mengandung hidrogen terikat dan merupakan
senyawa karbon yang paling banyak tereduksi, sedangkan karbohidrat
(glukosa) dan protein (asam glutamat) banyak mengandung oksigen dan
lebih sedikit hidrogen terikat adalah senyawa yang lebih teroksidasi.
Senyawa karbon yang tereduksi lebih banyak menyimpan energi dan apabila
ada pembakaran sempurna akan membebaskan energi lebih banyak karena
adanya pembebasan elektron yang lebih banyak. Jumlah elektron yang
dibebaskan menunjukkan jumlah energi yang dihasilkan.
Perlu
Anda ketahui pada jalur katabolisme yang berbeda glukosa dan asam
glutamat dapat menghasilkan jumlah ATP yang sama yaitu 36 ATP. Sedangkan
katabolisme asam heksanoat dengan jumlah karbon yang sama dengan
glukosa (6 karbon) menghasilkan 44 ATP, sehingga jumlah energi yang
dihasilkan pada lemak lebih besar dibandingkan dengan yang dihasilkan
pada karbohidrat dan protein. Sedangkan jumlah energi yang dihasilkan
protein setara dengan jumlah yang dihasilkan karbohidrat dalam berat
yang sama.
Dari
penjelasan itu dapat disimpulkan jika kita makan dengan mengkonsumsi
makanan yang mengandung lemak akan lebih memberikan rasa kenyang jika
dibandingkan dengan protein dan karbohidrat. Karena rasa kenyang
tersebut disebabkan oleh kemampuan metabolisme lemak untuk menghasilkan
energi yang lebih besar.
No comments:
Post a Comment